Matamu nyalang pada yang mati di punggung hujan
Mengeja nafas kita yang terkubur satu-satu
"Ini dulu milik kita." Katamu. Sembari menatap kapal-kapal yang labuhkan ribuan jalang
Lalu kau bercerita pada anak cucu
Tentang dadamu yang tertimbun peluru
Tentang doa-doa di punggung hujan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar